Hai R! I missed you already.
By the way, aku gak tau harus mulai darimana..... lot of things are on my mind right now.
But the first thing I would say is I miss you, I miss you already. Maybe so much.
Do you miss me? Kamu kangen aku gak? Kamu kangen gak kita ngobrol di telepon for hours? Kita bisa ngobrol berjam-jam, dan rekor kita ngobrol ditelepon sampe subuh, inget gak? Dari ngobrolin hal serius kayak konsep nikah sampe hal-hal receh kayak nyeritain gimana kamu pernah ngompol diangkot dan pernah pup dicelana pas SMP. I really missed to talk to you like everyday on the phone for hours.
Padahal, kamu tau gak? Aku tuh manusia paling anti sama telepon sebelumnya. Aku bahkan sampe harus nulis di notes ketika mau nelepon orang (dikantor) dan gak pernah angkat telepon temen-temen aku dan ketika teleponnya mati baru aku chat; "kenapa? chat aja". Tapi, rasanya beda pas sama kamu. Sekarang aku malah sangat ngerasa kehilangan ketika kita udah jarang teleponan lagi. Hehehe aneh ya aku.
Dan kamu tau gak, aku tuh seneeeng banget (e nya sampe tiga saking senengnya) kalau denger kamu suara kamu bangun tidur ditelepon atau bahkan nunggu kamu sampe ketiduran dan denger suara ngorok kamu padahal kita baru selesai ngomongin sesuatu dan itu belum ada semenit! Hahaha dasar si kebluk.
But things has changed, ya? Hehehe. Sekarang, aku ngerasanya kamu jauh. Udah terlalu jauh. Sampe aku kadang bingung buat ceritain hal-hal yang aku alami ke kamu, jadinya malah canggung. Tapi, aku tetep mau tau apa yang kamu alamin. Aku mau tau kamu ngelakuin apa aja, kemana aja, ketemu siapa aja, gimana kerjaan kamu. Honestly, I would love to hear that, to hear your story.
Mungkin terdengar klise, tapi aku sangat ingin jadi orang pertama yang denger cerita kamu, entah itu cerita bahagia atau cerita sedih. Aku mau jadi orang pertama yang kamu kabarin dan jadi orang terakhir yang kamu ajak bicara sebelum kamu tidur.
Aku tau hubungan kita lagi gak baik-baik aja. Pun sifat aku yang mungkin gak enakin kamu akhir-akhir ini. Tapi, dibalik itu semua, aku cuma mau kamu balik kayak dulu. Kamu yang selalu luangin waktu kamu sekedar untuk telepon dan ceritain apa yang kita laluin seharian. Seperti kata kamu di awal jadian, kamu minta ke aku untuk setidaknya ada waktu sebentar untuk teleponan dan bertukar cerita. Juga aku cemburu, cemburu karena kamu terlalu banyak ngabisin waktu kamu dengan teman-teman baru kamu. Cemburu karena pada akhirnya ini semua bikin kamu jauh dari aku. Aku salah ya?
Aku gak tau akhirnya kita akan seperti apa. Tapi, aku masih berharap kalau hubungan kita akan baik-baik aja. Karena aku sayang sama kamu, aku masih berharap apa yang kita harapin semua bisa tercapai. Aku masih berharap kalau akhirnya aku ganti nama kontak kamu di whatssapp itu "suamikuuuu", aku masih berharap kita bisa tumbuh bersama dan wujudin semua impian kita. Tapi, kalau akhirnya cerita kita harus selesai, aku cuma mau kamu tau, kalau kamu berarti, kamu sangat berarti buat aku. Ketika kamu selalu merasa kamu gagal, percaya deh ini tuh proses, jadi dinikmati aja prosesnya. Lagian, sukses itu kan relatif. Kamu membawa kebahagiaan untuk orang lain pun itu sudah termasuk sukses. Dan kamu sudah membawa kebahagiaan untuk aku. Juga, banyak hal yang baru pertama aku lakuin sama kamu and it was amazing. Kali pertama aku bisa pergi liburan sama keluarga pacar, juga kali pertama kamu bisa kenal uwa aku dan masuk rumah. Thank you for letting me in. Aku beruntung bisa jadi pacar kamu. Walaupun kita beda banget. Terima kasih selalu menjadi dewasa dan ngajarin aku hal-hal yang mungkin kamu gak sadarin tapi aku bener-bener jadi mikir setelahnya. Terima kasih untuk selalu jadi diri kamu sendiri dan terima kasih sudah hadir di hidup aku yang menyedihkan ini.
At least but not least, I love you, and always be.
Your Lara Jean.
Komentar
Posting Komentar